Ketika sedang hamil, wanita memang disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok. Sebab selama ini merokok di masa kehamilan sering dikaitkan dengan kelahiran prematur. Bukan hanya itu, penelitian terbaru bahkan menyebutkan ibu hamil yang merokok mampu meningkatkan risiko obesitas pada anak.
"Memang ibu hamil yang merokok bisa memicu kondisi jangka panjang bayi, yaitu obesitas. Namun fenomena yang mendasari hal itu belum diketahui," terang peneliti Dr Amirreza Haghighi dari Hospital for Sick Children, Toronto, Kanada seperti yang dikutip dalam Daily Mail (04/09/2012).
Merokok saat hamil di sini maksudnya adalah menghisap lebih dari seputung tembakau setiap hari pada trimester pertama. Padahal wanita sebenarnya sudah diperingatkan untuk tidak merokok bahkan satu tahun sebelum mereka mengandung.
Penelitian yang dilakukan ini melibatkan 378 orang remaja berusia 13-19 tahun yang kebanyakan ibu mereka merokok ketika hamil. Memang saat dilahirkan, bayi dari ibu hamil merokok cenderung lebih kecil. Namun dalam jangka panjang, BMI (body mass index) anak-anak tersebut perlahan meningkat.
Peneliti juga mencatat hal penting mengenai scan otak remaja yang ibunya merokok selama kehamilan. Mereka menemukan remaja tersebut memiliki volume bernama amygdala yang lebih rendah. Amygdala sendiri berperan dalam pengolahan dan penyimpanan emosi serta ingatan.
Sebagai bagian dari otak, amygdala tampaknya memiliki peran dalam membatasi asupan lemak. Sehingga peneliti menduga jika volume amygdala menurun, asupan lemak menjadi naik.
Dr David Haslam dari National Obesity Forum di Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian pun ikut angkat bicara mengenai masalah ibu hamil yang merokok ini. Ia menyarankan pola hidup sehat dengan diet tepat sebaiknya dijalankan oleh para ibu hamil.
"Ibu hamil sangat dianjurkan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Misalnya saja merokok. Kebiasaan itu justru 'menghidupkan' gen yang buruk pada anaknya," tegas Dr Haslam.