3 Metode / Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi


Dalam dunia medis, ada beberapa teknik tertentu terkait dengan proses penentuan jenis kelamin bayi ketika merencanakan kehamilan seperti frekuensi berhubungan, posisi seksual, dan makanan. Mungkin anda mengira bahwa kemungkinan lahirnya bayi laki-laki dan perempuan persentasenya sama (50:50). Anggapan tersebut jelas tidak benar, dikarenakan telah banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa kelahiran anak dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih besar, yaitu 51%. Lalu, bagaimana jika pasangan suami istri menginginkan jenis kelamin perempuan?

Sebenarnya yang menjadi penentu jenis kelamin anak adalah sperma. Di dalam sperma seorang pria terdapat kromosom X dan Y. Sementara di dalam sel telur wanita mengandung kromosom X saja. Agar hamil anak laki-laki dibutuhkan pasangan kromosom X dan Y, dan untuk anak perempuan hanya perlu kromosom dan X dan X.

Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa sperma pada pria sesungguhnya dapat dipisahkan antara yang mengandung kromosom X saja dan Y saja. Caranya bermacam-macam, mulai dari penggunaan teknologi yang lebih canggih hingga metode sederhana.

Secara sederhana, jenis sperma X dan Y dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri tertentu yang masing-masing dimiliki. Sperma X memiliki ukuran lebih besar serta mampu bertahan hidup lebih lama, 5-6 hari, hanya saja pergerakannya lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil dan cepat mati, namun ia bergerak lebih cepat .

Para ahli juga menawarkan metode lain yang dapat digunakan untuk mempermudah menentukan jenis kelamin anak. Diantaranya melalui pola diet, waktu berhubungan intim, serta posisi saat berhubungan.

3 Metode / Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi.

#1 – Menentukan Jenis Kelamin Bayi Melalui Pola Diet.

Menentukan Jenis Kelamin Bayi Melalui Pola DietPara ahli telah menegaskan bahwa jika seorang ibu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung mineral kalium dan natrium maka ia kemungkinan besar akan mengandung bayi laki-laki. Beberapa jenis makanan yang mengandung mineral kalium dan natrium dapat diperoleh dari garam, ikan, teh, kopi, dan buah-buahan.

Sedangkan jika seorang ibu menginginkan anak perempuan, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium. Mineral-mineral banyak terdapat pada kacang-kacangan, susu, serta cokelat yang bebas garam.

Untuk mengoptimalkan program tersebut, disarankan agar pengaturan pola diet dimulai 1,5 bulan sebelum terjadinya pembuahan. Dilaporkan angka keberhasilan untuk program pola diet ini mencapai 84%.

#2 – Waktu Berhubungan Intim Yang Tepat.

Waktu Berhubungan Intim Yang TepatSelain pola diet, cara lain untuk menentukan jenis kelamin anak dapat dilakukan dengan memilih waktu tepat untuk berhubungan suami istri. Hal ini didasarkan pada teori yang menjelaskan bahwa pada saat proses pembuahan, sel telur (ovum) dibuahi oleh sperma kromosom X, maka akan menghasilkan anak perempuan. Sedangkan bila sel telur dibuahi oleh sperma kromosom X maka akan menghasilkan anak laki-laki.

Melakukan hubungan intim 2-3 hari sebelum ovulasi, juga kemungkinan bersarnya akan menghasilkan anak perempuan. Keberhasilan pola pengaturan berhubungan suami istri pada waktu yang tepat ini dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan sebanyak 80%.

Kemudian muncul sebuah pertanyaan sehubungan dengan pola pengaturan berhubungan intim ini. Bagaimana cara mengetahui masa ovulasi tersebut?.

Untuk menentukan masa ovulasi, salahsatunya adalah dengan mengukur suhu basal tubuh – suhu badan sesaat setelah bangun pagi – secara berkala. Masa ovulasi ditandai dengan penurunan suhu tubuh secara tiba-tiba, kemudian setelah 1-2 hari akan mengalami kenaikan suhu kembali sekitar 0,5 derajat celcius. Masa ovulasi ini pada umumnya terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi bulan berikutnya.

#3 – Memilih Jenis Kelamin Bayi Melalui Gaya Bercinta.

Memilih Jenis Kelamin Bayi Melalui Gaya BercintaPosisi berhubungan intim ternyata juga berhubungan dengan pemilihan jenis kelamin bayi. Menurut hasil penelitian, untuk memperbesar kemungkinan memperoleh bayi dengan jenis kelamin laki-laki, pasangan suami istri dianjurkan untuk berhubungan tepat pada saat sang istri sedang dalam masa ovulasi (masa subur).

Posisi berhubungan yang dianjurkan adalah “doggy style”. Posisi ini dapat mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim dan saluran telur. Hubungan seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh. Dengan demikian, sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur.

Posisi ini katanya lebih menjamin tersimpannya cairan sperma, selain itu karena jarak sperma saat ejakulasi berdekatan sekali dengan leher rahim istri. Dengan demikian kromosom Y yang kemampuan berenangnya lebih cepat, praktis akan lebih cepat pula mencapai sel telur. Semakin sering cara ini dilakukan, semakin besar kemungkinannya untuk mendapatkan bayi laki-laki.

Lalu bagaimana jika menginginkan bayi perempuan?

Berhubungan intim dilakukan sampai batas 2 atau 3 hari sebelum masa ovulasi. Dengan demikian hanya kromosom X yang lebih bertahan lama, sementara menunggu sel telur terlepas dari ovarium. Sebelum hubungan dilakukan, pasangan juga dianjurkan untuk mengkonsumsi cairan asam. Di sini dianjurkan pula agar penetrasi pria tidak terlalu dalam, sehingga diharapkan sel sperma kromosom X saja yang berkesempatan tetap hidup dan terus berkembang menuju sel telur. Disarankan posisi berhubungan yang klasik (berhadapan). Menghindari orgasme (bagi istri) lebih dianjurkan agar tercipta lingkungan dalam vagina yang lebih alkalis (basa), lingkungan favorit bagi kromosom X.

Istri yang mengalami orgasme lebih awal dibandingkan suaminya akan memungkinkan lahirnya bayi laki-laki. Saat orgasme, perempuan akan memproduksi cairan yang bersifat basa yang justru merupakan lingkungan yang baik untuk kehidupan sperma Y. Mau bukti? Silakan dicoba :)

Untuk memperoleh bayi dengan jenis kelamin perempuan, lakukan posisi berhubungan yang dapat memperlambat sperma masuk ke dalam rahim dan saluran telur. Lingkungan vagina yang asam menyebabkan sperma Y sangat sulit untuk mencapai sel telur sehingga mati dalam perjalanan. Posisi berhubungan diupayakan agar penis tidak memasuki penis terlalu dalam, contoh posisi berhubungan seperti ini misalnya dengan berdiri.

Subscribe to receive free email updates: